Gubernur NTT Viktor Bungtilu
Laiskodat mengingatkan para Bupati dan Walikota se-Provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT) memprioritaskan masalah kesehatan selama tahun 2022 termasuk masalah
Malaria yang terjadi setiap tahun dan angka tertinggi tercatat terjadi di
sejumlah Kabupaten sedaratan Pulau Sumba.
Menurut Gubernur NTT Viktor
Laikodat, Malaria dan Demam Berdarah merupakan masalah prioritas yang menjadi
perhatian semua kepala Daerah di Nusa Tenggara Timur, selain percepatan program
vaksinasi dan penanganan stanting.
Bahkan ia menegaskan bahwa, kasus
Malaria sudah menjadi agenda serius pemerintah pusat selain covid-19, stunting,
dan kasus kematian ibu dan anak.
Menurut Gubernur Viktor
Laiskodat, Pemerintah NTT mencatat penanganan kasus malaria terbaik terjadi di
Kabupaten Manggarai Timur.
Sementara yang perlu menjadi
perhatian adalah di Kabupaten sedaratan Pulau Sumba.
Karena kasus Malaria tertinggi
berdasarkan catatan Pemerintah Provinsi NTT terdapat di Kabupaten Sumba Barat
Daya.
“Tentang malaria, Presiden sudah
menyampaikan hal ini. Dan di NTT itu yang terbaik di Kabupaten Manggarai Timur.
Sedangkan yang berat itu Sumba secara keseluruhan,” tegas Gubernur NTT di Aula
Rujab Gubernur NTT, awal Desember 2021.
Gubenur NTT juga menegaskan
bahwa, sebagai daerah pariwisata perlu mengantisipasi dengan benar masalah
kesehatan, karena bukan saja covid-19 yang menjadi prioritas perhatian saat ini
akan tetapi stunting, malaria, dan kematian ibu dan anak juga menjadi porsi
perhatian lebih oleh Pemerintah Daerah.
“Sumba Barat Daya paling tinggi
Malaria. Dan Bapak Presiden sudah menyampaikan ini menjadi perhatian kita.
Walaupun daerah lain sangat rendah bahkan sudah tidak ada, tapi jangan anggap
remeh masalah ini. Contoh di Sumba itu. Nanti orang ke Sumba dan dia terjangkit
Malaria, tentu akan berpengaruh terhadap daerah lainnya. Jadi ini mestinya
diperhatikan bersama semua Kepala Daerah,” tegas Gubernur VBL.
Oleh karena itu, Gubernur NTT meminta
para Kepala Daerah di NTT khususnya di Pulau Sumba selalu membangun kerja
kolaborasi, baik dengan Pemerintah Pusat maupun dengan Lembaga-Lembaga
Non-Pemerintah seperti Sumba Foundation untuk menangangi kasus Malaria.
“Bupati Sumba Timur, Sumba Tengah,
Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya, tolong serius anggarannya dan membangun
kerja kolaborasi. Di Sumba itu ada Sumba Fondation. Jadi ada dokter yang sudah
bertugas di sana dan nanti ada dokter dari Kementerian Kesehatan ke Sumba,
nanti kita duduk bersama untuk membicara secara baik penanganan kasus malaria
ini. Karena Sumba itu adalah salah satu daerah pariwisata kita di NTT. Ini
harus kita jaga bersama,” tegas Gubernur NTT lebih lanjut.
Menanggapi Kasus Demam Berdarah
dan Malaria yang terjadi hampir setiap tahun pada saat musim penghujan dan
himbauan Gubernur NTT, Ketua Karang Taruna Kota Kupang Stenly Boymau
mengharapkan, para Kader Karang Taruna mulai melakukan gerakan kebersihan
bersama di Lingkungannya masing-masing bekerjasama para Ketua RT-RW melakukan
foging, membersihkan sampah-sampah menumpuk, dan genangan-genangan air yang
menyebabkan hidupnya jenting-jenting nyamuk.
“Tahun lalu diawal tahun seperti
ini ada teridentifikasi ratusan kasus dan ada lima atau sepuluh orang warga
Kota Kupang yang meninggal dunia. Sehingga karang taruna Kota Kupang tahun lalu
(2021) melakukan aksi foging massal di empat Kelurahan zona merah DBD dengan
daya jangkauan rumah lima ratus lebih.
Tahun ini kita sudah memprogramkan itu,” ungkap Stenly Boymau.
“Saya serukan kepada teman-teman
kader untuk jangan menunggu sampai waktunya tiba untuk kita melaksanakan
programnya. Tetapi mari membangun kerjasama dengan Pemerintah RT, RW,
Kelurahan, sampai tingkat Kota Kupang, melakukan gerakan bersama membersihkan
sampah-sampah yang medah menampung air, karena tempat-tempat itu yang biasa
menampung jentik-jentik nyamuk. Jangan kita menunggu tetapi mulai bergerak
bersama, sehingga kasus ini diminimalisir atau menghilangkannya, dan tidak
terjadi lagi korban,” imbaunya lebih lanjut.
Ketua Karang Taruna Kota Kupang Stenly Boymau juga menghimbau semua Kader Karang Taruna di Kota Kupang membangun kerjasama Pemerintah, mulai dair tingkat RT-RW hingga Pemerintah Kota Kupang, melakukan upaya edukatif, agar masyarakat sedini mungkin memproteksi diri terhadap DBD yang selalu menjadi persoalan bersama setiap tahun baik di Kota Kupang maupun Kabupaten lainnya di Nusa Tenggara Timur.
Sumber : Alo Tani, RRI Kupang – 05 Januari 2022*