Komitmen ditengah Keterbatasan “resources” untuk Membangun Kesehatan Wilayah
Beban tanggung jawab membangun kesehatan wilayah (masyarakat bangsa) adalah sebuah panggilan moral dan mulia adanya. Setiap insan yang terlibat didalamnya diharapkan merupaķan individu-individu yang telah teruji dan terpilih dalam banyak aspek baik intelektual, kompetensi, karakter,moral dan integritas serta komitmennya.
Sektor kesehatan adalah sebuah ekosistem yang kompleks dan multidimensional, membutuhkan resources yang memadai agar dapat terjaga dengan baik adanya. Kesehatan masyarakat bangsa merupakan salah satu pilar penentu keberhasilan pembangunan, berbagai indikator kesehatan masyarakat bangsa merupakan ukuran keberhasilan sebuah bangsa dalam pembangunannya, sebagaimana tag line Bangkit Indonesiaku Sehat Negeriku. Yang mana terkandung makna bahwasannya negeri yang masyarakatnya sehat akan membangkitkan seluruh elemen menuju kemaslahatan bangsa.
Ditengah spirit dan derap pembangunan di berbagai sektor dalam mencapai kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat bangsa dari waktu ke waktu dan harus berkelanjutan maka tentunya di syaratkan tersedianya resources yang memadai pada setiap tingkatan pemerintahan. Dalam tatanan pemerintahan terdapat tatanan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten-kota beserta seluruh perangkatnya yang memiliki tanggung jawab, kewenangan, tugas dan fungsi pelayanan berjenjang dan berbeda dalam perspektif komplementer dan melengkapi antar jenjang yang satu dan yang lainnya. Tidak boleh ada superioritas dan inferioŕitas antar satu dengan yang lainnya semuanya dalam ķesetaraan walau bukanlah kesetaraan yang mutlak, karena bagaimanapun terdapat perbedaan dalam setiap jenjang nya tetapi perbedaan ini bukanlah untuk di perdebatkan melainkan untuk saling melengkapi, mengisi (komplementer) dan menyempurnakan.
Pendistribusian resources yang “berkeadilan” oleh pemangku kebijakan dengan mempertimbangkan berbagai aspek antar jenjang sebagaimana tersebut diatas menjadi sangatlah berperan dalam keberhasilan. Porsi pembangunan haruslah dimulai dari perencanaan yang berķeadilan dalam mendistribusikan berbagai resources yang mendukung proses pembangunan di setiap jenjangnya, karena keberhasilan maupun ketidak berhasilan dari sebuah proses pembangunan dominan dipengaruhi oleh variable resources (sumber daya) yang memadai jika tidak mau dikata berkecukupan/berlebihan dan tentunya variabel lainnya pada setiap jenjang pemerintahannya.
Keberpihakan kebijakan dan anggaran, haruslah mencerminkan struktur piramida sejatinya dimana fondasi dasar harusnya kuat dan kokoh serta lebih besar porsinya dibandingkan struktur di atasnya karena permasalahan ada pada struktur dasar yaitu masyarakat. Ujung tombak pembangunan kesehatan wilayah/masyarakat adalah mereka (Pemerintahan Kab/Kota dan Jejaringnya), struktur ini harusnya besar dalam banyak aspek termasuk Resources yang dialokasikan untuk dapat mengakomodir dan mengatasi persoalan yang ada di tengah masyarakat.
“Kami di daerah selalu siap dan memiliki komitmen tinggi untuk mengeksekusi kegiatan /program yang di inisiasi oleh pemerintah pusat sejauh bahwa berbagai dukungan benar-benar sampai di daerah namun persoalannya adalah vaksin dan logistik hanya sampai provinsi dan kabupaten harus mensiasati dana untuk pengambilan /penjemputannya, disinilah persòaĺan mulai timbul karena keterbatasan anggaran di daerah dan tidak direncanakan /belum dianggarkan dalam perèncanaan.” (dikutip dari salah satu pemangku jabat di kabupaten)
Beberapa kendala yang dihadapi wilayah dalam kerangka menyehatkan masyarakatnya, sebagaimana hasil wawancara dan diskusi dengan pemangku kewenangan di daerah dapat di sampaikan sebagai berikut:
- Inisiasi Program nasional yang “baru” alangkah baiknya di biayai dari pusat, karèna sistem penganggaran di daerah ke dalam Sistem Informasi Perencanaan Daerah (SIPD) yang sedemikian rigidnya dan tidak memungkinkan untuk realokasi ke program baru tersebut Ini yang menghambat Penganggaran di daerah tidak memungkinkan adanya realokasi ke program baru jikapun ada menanti proses perubahan anggaran yang akan terjadi di akhir tahun anggaran.
- Dalam forum pertemuan koordinasi disampaikan bahwasannya penganggarannya dapat diakomodir pada dana bìaya operasional kesehatan (BOK) dan lainnya masih sebatas retorika karena pada kenyataannya menu tersebut tidak muncul dalam menu sistem panganggaran BOK Sehingga tidak dapat dialokasi.
- Kendala biaya tranportasi vaksin dan logistik dari pusat hanya sampai ke provinsi sementara dari provinsi ke kabupaten mengalami kendala dan karena ketiadaan alokasi, sehingga kabupaten harus mengupayakan dengan berbagai sumber dan “urunan” antar bidang untuk memenuhinya tentunya hal ini tidak dapat dipertahankan kedepannya sehingga perlunya dicari solusi, karena vaksinasi merupakan hak anak yang perlu dipenuhi Negara dan diprioritaskan oleh pemerintah pada setiap jenjangnya.
- Terkait resources khususnya sumber daya manusia (SDM), dimana ditahun 2023 akan mengalami hal luar biasa dan sulit karena garda terdepan dari berbagai program penanggulangan masalah kesehatan ditengah masyarakat adalah pada tenaga tenaga muda insentif daerah (insenda) dan Kontrak BOK yang berjumlah 300 lebih jika Diantara mereka adalah tenaga-tenaga fungsional laboran, supir ambulance, perawat, bidan, sanitarian dan lain sebagainya, oleh karenanya semoga ada solusi bijak untun persoalan ķetersediaan sumber daya manusià yang memadai di fasilitas kesehatan di garda terdepan dalam melayani masyarakat dan persoalan kesehatan masyarakat, perlu dipilah tidak di generalisasi rasionalisasi tenaga administrasi dan fungsionalnya.
- Ketersediaan anggaran (Fiskal) daerah tentunya sangatlah terbatas dan dapat dikata tidak mencukupi dalam merespon berbagai problem yang dihadapi di daerah masing masing. Oleh karenanya sangatlah diharapkan dukungan dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dalam menopang ketercukupannya agar agenda pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan sebagaimana harusnya.
Demikian sekelumit persoalan yang membelenggu wilayah kabupaten kota dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab membangun kesehatan wilayah, semoga jeritan keterbatasan dan belenggu resources ini dapat terurai dengan kebijakan kebijakan rasional dan memperhatikan skala prioritasnya. Komitmen membangun kesehatan wilayah tetap akan terawat dan terjaga oleh seluruh jejaring perangkat yang ada didaerah.
Sehatlah Negeriku, Jayalah Bangsaku.