Posts

TOT Upaya Promotif Preventif Kesehatan Jiwa

Masalah kesehatan jiwa semakin mendapat perhatian  masyarakat dunia. Satu atau lebih gangguan jiwa dan perilaku dialami oleh 25% dari seluruh penduduk pada suatu masa dari hidupnya. World Health Organization (WHO) menemukan bahwa 24% pasien yang berobat ke pelayanan kesehatan primer memiliki diagnosis gangguan jiwa. Kebijakan nasional yang tercantum dalam Peta Strategis, Rencana Aksi Kesehatan Jiwa tahun 2020-2024, Pada lampiran RPJMN 2020-2024, dan Standar Pelayanan Minimal(SPM) di Provinsi dan Kabupaten/kota Bidang Kesehatan tahun 2020-2024. Dengan demikian perlu peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di layanan primer (FKTP) di samping supervisi dari tenaga profesional kesehatan jiwa. Peningkatan kapasitas tersebut berupa Pelatihan bagi Pelatih (TOT) Pengelola Program Kesehatan Jiwa dan Pengelola Program Promosi Kesehatan di Kab/Kota tentang Upaya Promotif Preventif Kesehatan Jiwa di FKTP.

Melakukan pelatihan peningkatan kemampuan dan keterampilan bagi petugas kesehatan sebanyak 30 orang peserta, berasal dari Kota Kupang, TTS, TTU, Belu, Malaka, Alor, Ngada, Manggarai Barat dan Sumba Barat , TOT ini bertujuan agar peserta memiliki kemampuan untuk melakukan penatalaksanaan  kasus gangguan jiwa terpadu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer (FKTP). TOT Upaya Promotif Preventif Kesehatan  Jiwa bertempat di UPTD Latnakes Kupang, tanggal 20 sd 25 Nopember 2023.

  1. Pelatihan Bagi Pelatih Promotif dan Preventif Kesehatan Jiwa Di Pelayanan Kesehatan Primer Bagi Petugas Kesehatan dalam pelaksanaanya menggunakan kurikulum baku yang diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan RI.
  2. Jadwal dirancang oleh Pengendali Pelatihan bersama sama dengan Tim Fasilitator meliputi materi dasar, materi inti dan materi penunjang dengan total jam pembelajaran adalah 49 Jam Pelajaran
  3. Hasil pre test  TOT Promotif dan Preventif Kesehatan Jiwa Nilai Tertinggi 88 Nilai Terendah 20 Rata-Rata Kelas 54
  4. Hasil post test. TOT Promotif dan Preventif Kesehatan Jiwa     Nilai terendah post test 84, nilai tertinggi 100 dengan rata-rata 85

Kesimpulan dari TOT Promotif Preventif Kesehatan Jiwa sebagai brikut :

  1. Pelatihan  Pelatihan Bagi Pelatih Promotif dan Preventif Kesehatan Jiwa di Pelayanan Kesehatan Primer Bagi Petugas Kesehatan dilaksanakan di UPTD Latnakes Kupang tanggal 20 – 25 Nopember Tahun 2023 berjalan dengan baik
  2. Dengan terlatihnya 30 orang tenaga Kesehatan Jiwa maupun Promosi kesehatan dapat menjadi pelopor atau pioner dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa di tingkat FKTP sebagai ujung tombak bagi masyarakat dii wilayah kerjanya masing – masing.
  3. Peserta mempuyai keinginan serta dedikasi yang tinggi dalam memberikan pelayanannya bagi masyarakat di wilayah kerjanya masing masing.

(Andre Palyama)

Rapat Koordinasi Dan Pembentukan Tim Pengarah Kesehatan Jiwa Masyarakat Tahap 2

TPKJM merupakan suatu wadah koordinatif lintas sektor dalam pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa dan psikososial yang terdiri dari tim pembina (tingkat pusat), tim pengarah (tingkat provinsi) dan tim pelaksana (tingkat kabupaten kota). Tugas TPKM yakni: mengidentifikasi, mengklarifikasi dan memetakan permasalahan Keswa dalam rangka merumuskan kebijakan umum upaya keswa masyarakat, menentukan mekanisme koordinasi dan kebijakan operasional upaya keswa, penyusunan program kerja upaya keswa, melakuan pembinaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program kerja keswa, membentuk sekretariat sesuai kebutuhan dan melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Gubernur.

Kegiatan rapat pembentukan Tim Pengarah Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) dilaksanakan di Hotel Neo Aston Kupang selama 3 hari pada tanggal 29 Nopember  – 01 Desember  2023. Kesehatan jiwa adalah bagian yang paling banyak terintegrasi dalam semua aspek kehidpan (sosial, pendidikan, hukum, perlindungan anak dan perempuan, kesehatan, politik dan keamanan). Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) sering tidak mendapat pelayanan yang semestinya,sering mendapat stigma, media dan masyarakat pun sering mengeksploitasi dan mendramatisasi ODGJ. Data kasus ODGJ berat di provinsi NTT per Oktober 2023 mencapai 8.834 kasus, total kasus gangguan jiwa  (skizofrenia, psikotik akut, gangguan cemas dan depresi) mencapai 10.487 kasus, total kasus masyarakat yang di deteksi dini masalah kesehatan jiwa di 22 kab/kota mencapai 95.119 orang dan kasus pasung mencapai 311 kasus.

Upaya kesehatan jiwa di FKTP di lakukan dengan cara promosi kesehatan, deteksi dini, Penemuan dini dan tatalaksana dini. Peran tenaga kesehatan  yakni meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan dan mendorong masyarakat hidup sehat dan sejahtera.

Ada beberapa Upaya kesehatan jiwa yang bisa di lakukan yakni:

  • Upaya Promotif: dilakukan di keluarga, lembaga pendidikan, tempat kerja, masyarakat, fasyakes, media massa, lembaga keagamaan dan tempat ibadah, lapas/ rutan.
  • Upaya Prevetif: dilaksanakan di lingkungan keluarga, lembaga masyarakat dalam bentuk menciptakan lingkungan  kondusif perkembangan keswadan psikososial.

Strategi Capaian Kesehatan Semesta (UHC) di Provinsi NTT

Pemerintah Indonesia terus mengupayakan capaian cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage (UHC). Cakupan kesehatan semesta menjamin seluruh masyarakat mempunyai akses untuk kebutuhan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas dan efektif. Salah satu implikasi komitmen penerapan Universal Health Coverage (UHC) ini adalah tersedianya pelayanan kesehatan yang setara bagi seluruh masyarakat Indonesia dengan kualitas yang baik dan tidak menimbulkan risiko beban finansial. Di masa mendatang diperlukan upaya-upaya, baik oleh pemerintah maupun stakeholder lain termasuk didalamnya partisipasi masyarakat dan dukungan pihak swasta/badan usaha. Hal ini menjadi penting dan strategi, tidak hanya karena menjadi tren dikalangan dunia usaha sendiri, tetapi diperlukan oleh pemerintah Indonesia untuk mengatasi dan menanggulangi berbagai masalah kesehatan. Untuk itu Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil  Provinsi NTT melaksanakan kegiatan pertemuan Advokasi dan Sosialisasi Pembiayaan Kesehatan dalam Mendukung Universal Health Coverage (UHC) dan Kemitraan Penanganan Penyakit Prioritas, yang digelar di Hotel Sylvia Kupang, Selama 3 hari yakni hari Selasa sampai dengan hari Kamis (31 Oktober – 02 November 2023). Penanggungjawab kegiatan pertemuan ini adalah Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Pelayanan Kesehatan Tradisional (Helena B.S. Gomes, S.Si,Apt bersama staf). Pertemuan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Prov. NTT (Ruth D. Laiskodat, S.Si,Apt,MM), dan diikuti oleh 8 (delapan) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat yang mewakili (Kota Kupang, Kab. TTS, TTU, Belu, Malaka, Nagekeo, Ngada dan Flores Timur), Kepala Badan Keuangan Daerah Prov. NTT, Kepala Dinas Sosial Prov. NTT, Kepala Bappelitbangda Prov. NTT, Kepala Biro Pemerintahan Daerah Prov. NTT, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Kupang, Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Kota Kupang, Kepala Bappeda Kota Kupang dan Kepala Dinas Sosial Kota Kupang. Narasumber berasal dari BPJS Kesehatan Cabang Kupang, Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Desentralisasi Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Bappelitbangda Prov. NTT, Badan Keuangan Daerah Provinsi NTT, Pusat Data dan Informasi, Kementerian Sosial RI, Dinas Kesehatan Kota Kupang dan Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka. Kegiatan tersebut ditujukan untuk memberikan pemahaman kepada Dinas Kesehatan dan stakeholder terkait untuk membentuk sinergitas pembiayaan kesehatan dalam mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) serta teknis pelaksanaan kemitraan pemerintah dan swasta baik di bidang infrastruktur maupun non-infrastruktur dalam rangka penanganan penyakit prioritas guna mendukung agenda transformasi kesehatan.

SEHAT GRATIS! Talkshow Kesehatan Olahraga dan pemeriksaan Kesehatan Bagi Masyarakat Pada Moment Car Free Day

Pembangunan kesehatan merupakan proses pembangunan berkelanjutan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan masyarakat yang produktif, mandiri dan berkeadilan, dilaksanakan secara terpadu dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara efektif dan efisien. Upaya kesehatan olahraga mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif. Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja otot rangka dan meningkatkan pengeluaran tenaga serta energi. Secara umum aktivitas fisik dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan intensitas dan besaran kalori yang digunakan yaitu: aktivitas fisik ringan, aktivitas fisik sedang dan aktivitas fisik berat. Banyak orang tak menyadari manfaat yang mereka dapatkan dari aktivitas fisik sehari-hari. Berbeda dengan tubuh yang lemas saat kita tidak makan, kita tidak akan merasakan dampak secara langsung ketika kurang bergerak seharian. Bahaya kesehatan dari kurang gerak akan terasa dalam jangka panjang. Berbagai manfaat aktivitas fisik, antara lain: mencegah berbagai macam penyakit, menjaga ketajaman kecerdasan, berpikir lebih positif, meningkatkan kualitas tidur dan meningkatkan kemampuan fisik. Pada moment car free day, Sabtu (25/11) Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Nusa Tenggara Timur, melalui tim Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga, melaksanakan Talkshow Kesehatan Olahraga dan Pemeriksaan Kesehatan bagi masyarakat di Halaman Depan Gedung Sasando. Pelaksanaan Talkshow Kesehatan Olahraga dan Pemeriksaan Kesehatan ini dimulai dari jam 06.00 wita hingga selesai. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan dan kebugaran jasmani bagi masyarakat untuk mencapai produktivitas yang optimal dalam kehidupan sehari-hari. Edukasi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bahwa aktivitas fisik dan latihan fisik harus dilaksanakan dengan baik benar terukur dan teratur sehingga dapat memberikan dampak kesehatan dan meningkatkan kebugaran jasmani masyarakat. Selain itu masyarakat juga diedukasi terkait penyakit tidak menular salah satunya penyakit jantung koroner. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Iwan M. Pellokila, S.Sos. Narasumber berasal dari RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang, dr. Leksolie Foeh, Sp.KO.,MARS yang banyak mengulas terkait kesehatan olahraga dan dr. Lowry Yunita, SpJP (K), FIHA yang banyak mengulas terkait penyakit tidak menular, yaitu jantung koroner. Tidak hanya talkshow dan pemeriksaan kesehatan, moment car free day kali ini diisi juga dengan senam bersama yang dibawakan oleh tim Global Sport. Kegiatan ini juga disponsori oleh beberapa PT, diantaranya PT Ensalve, PT Kimia Farma, dan PT Rajawali Nusindo. Diharapkan melalui pelaksanaan kegiatan Talkshow Kesehatan Olahraga dan Pemeriksaan Kesehatan ini menjadi salah satu upaya dalam mengimplementasikan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Oleh karena itu, beraktivitas fisiklah yang baik dan benar agar kebugaran tubuh dapat terus ditingkatkan.  Orang sehat belum tentu bugar tetapi orang bugar pasti sehat.

Deteksi Dini Institusi oleh Provinsi

Meningkatnya kasus penyakit tidak menular (PTM) secara signifikan akan menambah beban masyarakat  dan pemerintah, karena penanganannya membutuhkan waktu yang lama karena bersifat kronis, biaya yang besar dan teknologi tinggi. Kasus PTM memang tidak ditularkan namun mematikan dan mengakibatkan individu menjadi tidak atau kurang produktif namun PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko melalui deteksi dini.Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah melakukan deteksi dini dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM. Kegiata yang dilakukan meliputi pemeriksaan tekanan darah, pengukuran indeks masa tubuh, wawancara perilaku berisiko, dan edukasi gaya hidup melalui kegiatan posbindu PTM.

Pelaksanaan kegiatan deteksi dini ini dilakukan di Kabupeten Sikka yang berlangsung selama 3 hari dari tanggal 28 – 30 september 2022, dengan sasaran usia 15 tahun keatas yang diikuti sebanyak 1.214 orang peserta yang tersebar di 3 wilayah kerja puskesmas di kabupaten Sikka yakni :

  1. 328 orang dari Puskesmas Nita tepatnya SMA Negeri 1 Nita dengan sasaran siswa/i, para guru dan karyawan.
  2. 462 orang dari Puskesmas Kopeta tepatnya SMA Negeri 2 Maumere dengan sasaran siswa/i, para guru dan karyawan.
  3. 424 orang dari Puskesmas Paga tepatnya SMASK Negeri 1 Nita dengan sasaran siswa/i, para guru dan karyawan.

Kegiatan diawali dengan senam senam kesegaran jasmani bersama siswa/i, para guru dan karyawan yang bertempat di halaman sekolah dan dilanjutkan dengan skrining faktor risiko dengan sistem 5 meja yakni: pendaftaran peserta, wawancara faktor risiko PTM, pengukuran fisik, pemeriksaan darah & kejiwaan dan identifikasi FR PTM, Konseling & tindak lanjut.

Penulis       : Elisabeth Mbata, Eelweis Leo Dima

Cegah Penyakit Tidak Menular dengan Deteksi Dini Faktor Risiko

Bertempat di kabupaten TTS, pada tanggal 28-30 September 2022, tim Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT, Nur Azizah, SKM dan Juliana Otemusu, S.Sos melaksanakan Deteksi Dini Faktor Risiko (FR) Penyakit Tidak Menular (PTM) di Kabupaten TTS. Tim bertemu, serta berkoordinasi dengan Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten TTS ibu Elizabeth Pah, SST. M.Kes. Kemudian Tim Provinsi, Tim Dinkes Kabupaten TTS serta Tim Puskesmas Kota menuju ke SMA Efata untuk melaksanakan Deteksi Dini FR PTM yang didahului dengan bertemu Kepala Sekolah untuk melaporkan pelaksanaan deteksi dini PTM.

Pelaksanaan Deteksi Dini Institusi oleh Provinsi yang dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten TTS pada tanggal 28 sampai 30 September, yang diikuti sebanyak 1028 orang peserta, yaitu 869 orang dari puskesmas Kota Soe tepatnya di SMA Efata yang sasarannya adalah para siswa/i serta guru- guru dan karyawan SMA Efata. Peserta lainnya sebanyak 159 orang berasal dari wilayah kerja Puskesmas Siso yaitu SMA Kristen 2 Soe yang terdiri dari para siswa/i, guru dan karyawan.

Kegiatan diawali dengan penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi dan simulasi pemeriksaan Kanker Payudara oleh  Diri Sendiri (SADARI) dengan pemateri  dr. Aimee. Materi tentang Penyakit Tidak Menular oleh dr. Timy Tahun. Setelah penyuluhan kesehatan dilanjutkan dengan deteksi dini FR PTM dengan system 5 (Lima) Meja yaitu:

  1. Meja Pertama Registrasi Pendaftaran peserta
  2. Meja Kedua Wawancara FR PTM
  3. Meja Ketiga Pengukuran Fisik
  4. Meja Keempat Pemeriksaan Darah dan Kejiwaan
  5. Meja Kelima Identifikasi FR PTM, konseling dan tindak lanjut.

Rencana Tindak lanjut :

  1. Deteksi dini FR PTM bagi institusi untuk tahun mendatang perlu dianggarkan melalui pendanaan daerah.
  2. Peningkatan upaya promotif terkait pencegahan Penyakit Tidak Menular
  3. Berkoordinasi dengan Lintas sektor terkait kolaborasi kegiatan yang diawali dengan pemeriksaan deteksi dini FR PTM

Semua data pelaksanan deteksi dini wajib diinput menggunakan Aplikasi ASIK.

Penulis  : Rahayu C. Rini

 

Cegah Penyakit Tidak Menular dengan Deteksi Dini Faktor Risiko

Penyakit Tidak Menular (PTM) saat ini merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia, karena menjadi penyebab tingginya angka kesakitan, kematian serta berdampak besar terhadap biaya dan produktifitas. Selain itu, diketahui bahwa PTM merupakan komorbid yang menyebabkan tingginya angka kematian pada kasus COVID-19. Salah satu PTM yang memiliki prevalensi tertinggi di Indonesia adalah Hipertensi, berdasarkan data Riskesdas 2018. Diperkirakan 4 dari 10 orang di Indonesia menyandang Hipertensi (34,1%). Hipertensi dikenal sebagai “silent killer“, karena sering muncul tanpa gejala dan keluhan yang berarti namun dapat mengakibatkan munculnya komplikasi bahkan kematian. Melakukan aksi Deteksi Dini Institusi oleh Provinsi dilaksanakan di Kabupaten TTU, tanggal 28 sd 30 September 2022. Sesuai dengan lokus yang sudah ditetapkan di 3 Puskesmas yaitu (1) Puskesmas Maubesi tempat kegiatan di  SMA Negeri Insana Tengah (2) Puskesmas  Sasi tempat kegiatan di Universitas Timor, (3) Puskesmas Noemuti tempat kegiatan di Desa Noemuti. Kegiatan diawali dengan  Penyuluhan tentang CERDIK di sekolah untuk mencegah dan mengendalikan Penyakit Tidak Menular kemudian dilanjutkan dengan deteksi dini faktor risiko PTM.

Nama Penulis   : Andi Masriani

Deteksi Dini Institusi oleh Provinsi

Penyakit Tidak Menular (PTM) saat ini merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia, karena menjadi penyebab tingginya angka kesakitan, kematian serta berdampak besar terhadap biaya dan produktifitas. Selain itu,diketahui bahwa PTM merupakan komorbid yang menyebabkan tingginya angka kematian pada kasus COVID-19.Salah satu PTM yang memiliki prevalensi tertinggi di Indonesia adalah Hipertensi, berdasarkan data Riskesdas 2018.

diperkirakan 4 dari 10 orang di Indonesia menyandang hipertensi (34,1%). Hipertensi dikenal sebagai “silent killer”,karena sering muncul tanpa gejala dan keluhan yang berarti namun dapat mengakibatkan munculnya komplikasi bahkan kematian.

Kegiatan dilaksanakan di Kabupaten Malaka, dengan Sasaran  Deteksi Dini Faktor Risiko PTM meliputi usia 15 tahun keatas  dengan Jumlah sasaran 1000 orang/Kabupaten, kegiatan dilaksanakan di  Puskesmas dengan jumlah sasaran masing – masing  335 orang/puskesmas terdiri dari :

  • Kelompok usia 15 -18 Tahun ( Siswa SMA)    syarat : membawa fotocopy kartu keluarga.
  • Kelompok usia 18-24 Tahun ( Komunitas Kampus)syarat : membawa KTP.
  • Kelompok usia 25- 59 Tahun  syarat : membawa KTP.

Puskesmas dalam kegiatan ini adalah Puskesmas Betun, Puskesmas Weliman dan Puskesmas Weoe  dengan jumlah penjaringan sebagai berikut :

  1. Puskesmas Weliman, Target  sebanyak : 335, Kehadiran peserta sebanyak : 345 (102,9%)
  1. Puskesmas Weoe, Target  sebanyak : 335 Kehadiran peserta sebanyak : 394 (117,6%)
  1. Puskesmas Betun, Target sebanyak  : 335 Kehadiran peserta sebanyak  : 361 (102,%)
Penulis : Andre Paliyama