Hindari Anemia pada Ibu Hamil dan Remaja Putri, Provinsi NTT telah Terima Tablet Tambah Darah Tahap I

Penerimaan obat adalah salah satu kegiatan rutin dalam pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Instalasi Farmasi Dinkes Dukcapil Provinsi NTT. Prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan SOP nomor 88 tahun 2021 tentang penerimaan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan. Penerimaan obat dilakukan oleh pengelola kefarmasian di Instalasi Farmasi Dinkes Dukcapil Provinsi NTT dengan melakukan pemeriksaaan jumlah, jenis, tanggal kadaluarsa, nomor batch dan mutu obat berdasarkan dokumen faktur yang diterima.

TTD merupakan satu item obat program gizi yang diadakan Dinkes Dukcapil Provinsi NTT selain retinol 100.000 IU kapsul lunak, retinol 200.000 IU kapsul lunak dan mineral mix dari sumber anggaran dana DAK tahun 2022. TTD diperlukan untuk mencegah anemia dan memenuhi asupan zat besi guna mempersiapkan proses kehamilan dan persalinan yang sehat pada ibu hamil dan meningkatkan cadangan zat besi di dalam tubuh pada remaja putri.

TTD pada tahap pertama ini diterima sebanyak 961 koli sejumlah 4.805.000 tablet dari total rencana pengadaan sebesar 46.562.395 tablet untuk ibu hamil dan remaja putri pada tahun 2022 untuk 22 kab/kota di Provinsi NTT.

Pengadaan obat program Gizi serta Kesehatan Ibu dan Anak yang semula diadakan oleh Kementerian Kesehatan mulai tahun 2022 diadakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi di seluruh Indonesia termasuk Provinsi Nusa Tenggara Timur. Terkait hal tersebut di atas, Dinkes Dukcapil Provinsi NTT telah menyusun perencanaan kebutuhan obat program Gizi dan KIA pada aplikasi E-Monev Obat, dimana untuk perencanaan dan pengadaan obat tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2019 tentang Perencanaan dan Pengadaan Obat berdasarkan Katalog Elektronik.


 

Teknologi Wolbachia dalam Eliminasi Demam Berdarah Dengue (DBD)

Dengue masih merupakan masalah Kesehatan di Indonesia khusunya di Provinsi NTT. Trend angka kesakitan dan kematian DBD  di Indonesia hampir setiap tahun mengalami peningkatan. Berbagai upaya yang telah dilakukan belum berhasil dengan baik oleh karena itu perlu inovasi – inovasi baru sebagai pendamping dalam penanggulangan DBD. Salah satu inovasi adalah Teknologi Wolbachia. Wolbachia merupakan bakteri simbiotik yang 70% dapat ditemukan pada spesies serangga secara alami misalnya lalat buah,, lebah, kupu – kupu. Wolbachia ditemukan pada spesies serangga secara alami misalnya lalat buah,, lebah, kupu – kupu.

World Mosquito Program (WMP) Global berhasil mengisolasi Wolbachia dari lalat buah kedalam telur nyamuk ae.aegypti di Monash University pada tahun 2008. Pada tubuh nyamuk ae.aegypti berhasil berkembangbiak. Berdasarkan penelitian di laboratorium telah membuktikan Wolbachia dalam tubuh nyamuk ae. aegypti bekerja menghambat replikasi virus dengue dalam tubuh nyamu sehingga virus tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang yang lain.

Pesan Kunci dalam Penerapan Teknologi aedes aegypti ber-Wolbachia 

  1. Metode Wolbachia menjadi pelengkap dari program pengendalian DBD yang sudah berjalan.
  2. Teknologi Wolbachia efektif menurunkan 77% kasus DBD dan menurunkan 86% tingkat rawat.
  3. Teknologi Wolbachia sudah terbukti aman untuk lingkungan dan manusia, berdasarkan penelitian para ahli independen dari berbagai latar belakang keilmuan.
  4. Teknologi Wolbachia diimplementasikan dengan penitipan ember berisi telur nyamuk aegypti ber-Wolbachia, kemudian nyamuk akan kawin dan berkembang biak dengan nyamuk lokal sehingga memperbanyak populasi nyamuk ae.aegypti ber- Wolbachia yang tidak menularkan virus dengue. 
  5. Dengan 1 kali periode penitipan ember, Wolbachia dapat  bertahan untuk jangka panjang.

Keberhasilan teknologi Wolbachia perlu dukungan dari stakeholder baik lintas program maupun lintas sektor (Gubernur/Bupati/Walikota/Camat/Lurah/Kades/RT/RW dan masyarakat/toma/toga/kader)


#eliminasiDBD #wolbachia

Pertemuan Identifikasi dan Validasi Usulan DAK Fisik Tahun Anggaran 2023

Kegiatan ini dilakukan secara online dan offline. Peserta Provinsi hadir secara offline sedangkan kab/kota diberikan opsi hadir secara offline maupun online. Narasumber yang hadir yakni Plt. Kepala Bappelitbangda Prov. NTT Johanna E. Lisapaly, SH, M.Si; Ika Wulandari dari Bappenas; Yuliana B. Aran, SP, MM dari Inspektorat Pov. NTT dan Kepala Bidang Pengendalian dan Evaluasi Bappelitbangda Sherly Wila Huky, ST, MT. Dalam kegiatan tersebut dijelaskan mekanisme dan tahapan pengusulan DAK Fisik dan Non Fisik TA. 2023, monitoring progress DAK Fisik TA. 2022 dan konsekuensi-konsekuensi pendanaan terhadap usulan dan realisasi DAK yang tidak sesuai target. Bappeda/Bappelitbangda-Badan Keuangan Daerah-SKPD-SKPD penerima DAK menjadi 1 kesatuan koordinasi yang terus bekerjasama untuk mencari sumber-sumber pendanaan kegiatan pembangunan di daerah masing-masing.


Situasi Pertemuan Identifikasi dan Validasi Usulan DAK Fisik TA. 2023 saat pembahasan materi dari Ika Wulandari dari Bappenas melalui zoom meeting.


Sesi tanya jawab dan beberapa poin penting tentang permasalahan dan beberapa ketentuan yang perlu diketahui SKPD dalam monitoring DAK fisik 2022.

#Identifikasi #validasi #usulan #DAKFISIK #2023


Penyusun : Sylvia C. Francis, S.Psi, MPHM dan Hendro S. W. Buky, SKM

publish : Tim IT