Cegah Resistensi Obat Kusta melalui Pemeriksaan (BTA) dan (PCR)

Pengambilan sediaan Slit Skin Smear/Skin Smear untuk pemeriksaan Mikroskopis dan menghitung Basil Tahan Asam (BTA). Pemeriksaan Penunjang dengan Polimerase Chain Reaction (PCR). Sasaran 45 respondent dari kasus pengobatan ulang/Erythema Nodosum Leprosum (ENL), selesai pengobatan/Release From Treatmen (RFT) < 2 tahun indeks bakteri ≥ 2+ dan kasus kusta baru indeks bakteri > 3+. Harapannya untuk mengetahui kuman kusta belum atau sudah resistensi terhadap obat kusta.

Hasil yang diperoleh sbb:

  1. Alokasi sampel untuk Kabupaten Belu sebanyak 45 sampel
  2. Data Pasien kusta yang telah Release From Treatment (RFT) atau selesai minum obat kusta sebanyak 42 orang menyebar di 15 Puskesmas
  3. Kegiatan pengambilan spesimen  telah dilaksanakan oleh pengelola program kusta dan petugas Laboratorium puskesmas yang telah dilatih pada tanggal 5 September 2022 di beberapa responden.
  4. Spesimen yang telah diambil dan terkumpul sampai tanggal 16 September 2022 sebanyak 34 respondent, semua telah dibawa oleh Tim BBTKLPP Surabaya.
  5. Sisa yang belum diambil sampel sebanyak 11 respondent akan deselesaikan oleh Tim Kabupaten Belu dan Puskesmas, dan dikirim spesimennya ke BBTKLPP Surabaya pada Minggu ke-4 bulan September 2022.

Dari total sampel 34 orang terdapat 3 orang penderita kusta baru dengan klasifikasi Pausi  Basiler (PB) yaitu Puskesmas Kota 1 orang PB-Anak dan Puskesmas Halilulik 1 orang PB-Dewasa dan Puskesmas Weluli 1 orang PB-Dewasa. Semua telah dilakukan tatalaksana kusta sesuai golongan umur.

Selain masih ditemuaan kasus kusta baru, masih ada pula perlakuan diskriminasi dan stigma dari keluarga dan masyarakat kepada Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK).

Dari permasalahan diatas maka perlu untuk dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

  • Meningkatkan penemuan kasus kusta melalui kegiatan pelacakan (kontak serumah, tetanggah dan sosial)
  • Meningkatkan kegiatan penyuluhan terkait penyakit kusta, diskriminasi dan stigma kepada keluarga dan masyarakat.
  • Meningkatkan kapasitas petugas melalui kegiatan pelatihan atau On The Job Training (OJT).

 

Peningkatan Cakupan Imunisasi Rutin untuk Generasi Indonesia yang sehat bersama Stakeholder

Pertemuan Akselerasi Stretegi Capaian Indikator Program Pengelolaan Imunisasi Rutin Tahun 2022 dilaksanakan pada tanggal 14 s/d 17 September 2022 di Hotel El Royale Bandung, Jawa Barat.

Pertemuan dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan yang membawahi program Imunisasi dan Surveilans Imunisasi PD3I, Program Farmasi, Program KIA, Dinas Pendidikan, Kanwil Agama dan PPK dari 34 Provinsi di Indonesia. Kegiatan yang berlangsung selama 4 (empat) hari.

Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengedalian Penyakit menyampaikan bahwa saat ini penyakit infeksi menjadi penyumbang kematian yang cukup besar bagi Bayi dan Balita di Indonesia. Penyakit Infeksi yang berbahaya dapat menyebabkan kecatatan  bahkan kematian seperti Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, tetanus, Hepatitis B, Pneumonia, Diare, Kanker Leher Rahim dimana dapat dicegah dengan Imunisasi, bahkan beberapa telah berhsil di turunkan angka kasusnya dan berhasil di eradikasi di dunia melalui upaya imunisasi seperti penyakit cacar.

Pandemi Covid-19 yang berlangsung selama lebih dari 2 tahun berdampak signifikan terhadap terjadinya kesenjangan imunitas di masyarakat karena banyaknya anak yang tidak mendapatkan imunisasi atau tidak lengkap imunisasinya selama pandemi. Hal ini berdampak dengan meningkatkan PD3I seperti penyakit campak, rubella, difteri, pertusis dan tetanus.

Selama 2 tahun ini, merupakan tahun kerja keras bagi program imunisasi dan tentunya juga petugas imunisasi di seluruh Indonesia. Selain melakukan percepatan vaksinasi COVID-19 dan pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional, diharapkan juga terjadinya peningkatan penemuan kasus AFP dan PD3I baik di puskesmas, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Hal tersebut tidak hanya membutuhkan kolaborasi, tetapi juga diperlukan upaya strategis dan implementatif dari semua pihak secara bersama.

Kementerian Kesehatan telah berkomitmen untuk melakukan transformasi Sistem Kesehatan melalui 6 Pilar Transformasi penopang kesehatan Indonesia yang terdiri dari:

  1. Transformasi Layanan Primer’
    • Edukasi Penduduk (Kampanye Imunisasi)
    • Pencegahan Primer (Penambahan imunisasi rutin menjadi 14 antigen dan perluasan cakupan di seluruh Indonesia
  2. Transformasi Layanan Rujukan
  3. Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan
  4. Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan
  5. Transformasi SDM Kesehatan
  6. Transformasi Teknologi Kesehatan’

Diperlukan dukungan stake holder dan langkah strategis dalam akselerasi pencapaian target indikator program imunisasi dan surveilans PD3I di Indonesia antara lain:

  1. Dukungan pelaksanaan program imunisasi melalui Anggaran Dana Desa.
  2. Dukungan kebijakan dan keterlibatan konkrit dalam pelaksanaan Program Imunisasi pada anak usia sekolah
  3. Strategi dan implementasi transformasi digital kesehatan dalam mendukung Program Imunisasi
  4. Dukungan dan keterlibatan konkrit PKK untuk Program Imunisasi bagi seluruh anak bangsa di wilayah masing masing
  5. Penguatan skrining status T pada layanan kesehatan bagi Wanita Usia Subur (WUS) oleh tenaga kesehatann di setiap faskes
  6. Kebijakan dan dukungan terhadap introduksi antigen baru tahun 2022–2024
  7. Pemantauan kualitas vaksin melalui aplikasi SMILE
  8. Tata kelola vaksin program imunisasi
  9. Inventory Cold Chain.

Penyusun :
Ir. Erlina R. Salmun, M.Kes, drg. Jeffrey Jap, M.Kes, Reinhard Radja Riwoe, SKM

#Peningkatan #Cakupan #Imunisasi #Rutin #Generasi #Indonesia #sehat #bersamaStakeholder

Orientasi pencegahan anemia pada anak sekolah dan remaja bagi tenaga guru sekolah dan lintas sektor

Kegiatan dilaksanakan di Hotel Kristal Kupang, selama 4 hari yaitu tanggal 05 – 08 September 2022 dengan peserta berasal dari 22 kabupaten kota yaitu Dinas Kesehatan, Bappeda, Kementerian Agama, Dinas Pendidikan & Kebudayaan, PKK, Biro Pemerintahan dan Guru SMP dan SMA sederajat di wilayah kota kupang.

Kegiatan pemberian tablet tambah darah ditujukan bagi remaja putri berusia 12-18 tahun yang bersekolah di SMP/SMA sederajat dengan tujuan untuk mencegah anemia, pemberian tablet tambah darah memerlukan kerjasama lintas sektor seperti dinas pendidikan, kementerian agama dan biro pemerintahan. Nantinya dinas kesehatan provinsi dan  kabupaten kota bertugas menyediakan tablet tambah darah remaja putri, memberikan sosialisasi dan edukasi gizi terkait tablet tambah darah, anemia dan makanan bergizi seimbang, sedangkan dinas pendidikan bersama guru sekolah mengawal pemberian tablet tambah darah termasuk pencatatan nya.

Narasumber kegiatan ini berasal dari Dinas Kesehatan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Kantor Wilayah Kementerian Agama dan Assisten 1 Sekda Provinsi NTT.

kegiatan ini diakhiri dengan Rencana Tindak Lanjut dari masing – masing kabupaten kota sebagai bentuk komitmen dari peserta agar saat kembali ke wilayah kerjanya masing-masing dapat segera melaksanakan kegiatan aksi bergizi dan program pemberian tablet tambah darah remaja putri di seluruh sekolah dengan menentukan hari minum tablet tambah darah bersama secara serentak.

Aksi Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara Tahap I ( Kabupaten Kupang, TTS, TTU, Malaka dan Ende) Tahun 2022

Bagi perempuan Kanker Serviks sangat berbahaya, bahkan bisa menyebabkan kematian terutama jika terlambat mendapatkan penanganan. Mortalitas, atau angka kematiannya sendiri mencapai 50%. Hal ini karena Kanker Serviks dapat menyerap

organ-organ yag penting di dalam tubuh. Umumnya gejala awal Kanker Serviks meliputi perubahan jadwal menstruasi, keputihan yang berbau busuk, dan nyeri saat berhubungan seksual, serta perdarahan dari vagina di luar siklus menstruasi setelah melakukan hubungan seksual atau setelah menopause. Gejala Kanker Serviks stadium 4 termasuk dalam gejala lanjutan.

Sedangkan Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang mematikan. Semakin cepat penyakit ini terdeteksi, semakin tinggi angka keberhasilan pengobatannya. Guna menurunkan risiko terjadinya Kanker Payudara stadium1, disarankan untuk menjalani pola hidup sehat. Ciri-ciri Kanker Payudara stadium awal yaitun terdapat benjolan pada payudara, perubahan ukuran, bentuk, atau tampilan dari payudara, rasa sakit pada payudara yang tak kunjung hilang bahkan ketika  sudah masuk ke masa haid bulan berikutnya.

Oleh karena itu, penanggulangan terpadu harus dilaksanakan sejak dari Puskesmas. Kunci keberhasilan program pengendalian Kanker Serviks dan Kanker Payudara melalui penapisan (screening) yang diikuti dengan pengobatan yang adekuat. Hal ini berdasarkan fakta bahwa lebih dari 50% perempuan yang terdiagnosa kanker tidak pernah melakukan penapisan (WHO,2004)

Dinas Kesehatan   Kependudukan   dan   Pencatatan  Sipil   Provinsi   Nusa  Tenggara Timur, melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian  Penyakit (P2P) , Seksi Pencegahan Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa (P2PTM Keswa) melakukan  Kegiatan  Aksi Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan  Kanker Payudara   yang dilaksanakan pada Bulan Agustus – September  2022 di 5 Kab/ kota dengan tahapan pelaksanaan kegiatan seperti pada tabel berikut :


 

Pertemuan Ilmiah Epidemiologi Internasional Serta Penguatan Program Kekarantinaan Kesehatan Pada Penyelenggaraan Event Internasional

Seiring dengan upaya penguatan ketahanan Kesehatan dalam menghadapi pandemic serta penyiapan diri dimasa transisi pasca pandemic covid-19 hal yang dipandang strategis dan memiliki daya ungkit yang kuat antara lain perlu adanya transformasi di bidang tenaga Kesehatan maupun transformasi di bidang teknologi Kesehatan. Berbagai akselerasi dan inovasi global dalam hal pemutakhitan vaksin covid-19 maupun tools untuk mendukung penguatan to detect, to prevent, dan to respons juga terus dilakukan saat ini.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan adanya pandemi covid-19 menunjukkan bahwa surveilans dan karantina menjadi sangat penting. Hal itu di ungkapnya saat memberikan sambutan Pada acara Pertemuan Ilmiah Epidemiologi Internasional dan Penguatan Program Kekarantinaan Kesehatan Pada Penyelenggaraan Event Internasional. Pentingnya itu di dua sisi. Satu sisi penting untuk kita secara diligent and tight,ketat menjaga perbatasan agar patogen (Virus dan Bakteri ) jangan sampai masuk dan menyebar ke indonesia, Namun di sisi lain kita harus balance agar jangan sampai keketatan dalam melakukan lockdown dan prevention mengakibatkan keterpurukan Perekonomian seperti terjadi di awal masa pandemi.

Untuk itu Menkes Budi menghimbau agar para epidemiolog, surveyor dan yang bergerak di bidang kekarantinaan menyadari bahwa ada unsur multidimensi di sini sesuai tugas dan tanggung jawab pekerjaan.Jika tugas yang dilakukan hanya mencegah virus masuk tapi masyarakat kelaparan dan kesulitan mendapatkan obat maka akan terjadi krisis. Untuk itu pandangan secara menyeluruh dan multidimensi diperlukan.  Salah satu yang kita usulkan dalam G20 yaitu Harmonisasi dan digitalisasi protokol kesehatan sehingga pada pandemi berikutnya bisa melakukan protokol yang standar di seluruh dunia. Hal ini untuk memastikan bahwa program yang kita bangun bisa menahan masuknya patogen berbahaya tapi tidak menahan pergerakan manusia dan barang -barang yang esensial ungkap Menkes Budi. (23/8/2022,Bali).

Pertemuan Ilmiah Epdemiologi Internasional dan Penguatan Program Kekarantinaan Kesehatan Pada Penyelenggaraan Event Internasional yang diselenggarakan di bali secara daring dan luring bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan Kapasitas tenaga epidemiolog yang ada di Kantor Kesehatan Pelabuhan  (KKP), dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) serta Dinas Kesehatan yang ada di wilayah Indonesia sebagai bagian dari upaya penguatan ketahanan kesehatan bangsa.

Melalui Kegiatan ini dalam laporannya Dirjen P2P Kemenkes RI mengatakan diharapkan peserta memperoleh gambaran penyelenggaraan pengawasan dan respon kekarantinaan kesehatan serta di perolehnya upaya penguatan program kekarantinaan kesehatan dalam  mendukung penguatan penyelenggaraan event internasional Seperti G20 dan event olahraga internasional seperti  MotoGP Mandalika. (23/8/2022,Bali)

Koordinasi Teknis Perencanaan Tahun 2023 Se Provinsi NTT

Salah satu faktor kesuksesan dalam upaya pembangunan adalah perencanaan yang baik. Semakin bagus perencanaan yang disusun, semakin efektif dan efisien juga upaya yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah.

Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang menterjemahkan upaya yang akan dilakukan untuk menyelesaikan suatu permasalahan, bahkan akar permasalahan dengan mengkolaborasikan dan memadukan peran berbagai program interen bidang kesehatan baik di skala Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat.

Bukan hal mudah, untuk memadukan pelaksananan program pembangunan kesehatan secara lintas Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. Oleh karenanya perlu  dilakukan melalui suatu rapat koordinasi penyusunan perencanaan internal dengan berdasarkan data-data dan hasil evaluasi program pembangunan tahun-tahun sebelumnya, sebagai sharing informasi untuk mencari solusi pemecahan masalah kesehatan. Sehingga keterkaitan dan keserasian pembangunan kesehatan dapat berjalan dengan baik dan optimal saling mendukung dan melengkapi sesuai dengan kewenangan setiap level pemerintahan.

Dalam pertemuan ini diperoleh beberapa kesepakatan yang disepakati bersama untuk ditindak lanjuti, yaitu:

  1. Laporan SPM Provinsi dan Kabupaten/Kota dikirim ke Pusat dan Provinsi melalui website SPM (SPM.kemenkes.go.id) setiap triwulan secara lengkap dan valid sesuai sasaran pada SK Bupati/Walikota yang sudah ditetapkan oleh pimpinan satuan kerja, tiap tanggal 10 bulan April, Juli, Oktober tahun berjalan dan bulan Januari tahun berikutnya.
  2. Laporan DAK Fisik dan Non Fisik dari Kabupaten/Kota dikirim via E- Renggar secara berkala tiap triwulan secara lengkap dan tepat waktu, bulan April, Juli, Oktober dan Januari tahun berikutnya setiap tanggal 5-10.
  3. Usulan perencanaan dan penganggaran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menggunakan tools costing SPM dari Kemenkes yaitu aplikasi Syscobikes, agar perencanaan penganggaran tepat sasaran dan tidak terjadi duplikasi anggaran, dimana hasilnya adalah Rencana Kerja Anggaran sesuai Permendagri 90 Tahun 2019 sebagai bahan pembahasan anggaran DAK Fisik dan Non Fisik.
  4. Perlu tindak lanjut refreshing pelatihan aplikasi Syscobikes bagi tim Perencana dan pengelola program Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai sumber dana yang memungkinkan.
  5. Dikarenakan terjadi perubahan Susunan Organisasi Tata Kelola pada Kementerian Kesehatan dan berbeda dengan tupoksi yang ada di daerah, maka tiap Program di Provinsi mengadakan konsolidasi perencanaan dengan pengelola program di Kabupaten/Kota agar terjadi sinkronisasi anggaran sesuai menu perencanaan anggaran tiap sumber dana, dan hasilnya dikoordinasikan dengan Tim perencanaan masing masing satuan kerja agar pembagian peran anggaran sesuai kewenangan dan renja masing masing untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
  6. Para Pengelola program baik di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota wajib memperhatikan penjadwalan dan data dukung perencanaan-penganggaran yang berbeda dari tiap sumber dana terutama anggaran DAK karena mempunyai deadline ketat.
  7. Terkait penanganan Stunting di Provinsi dan Kabupaten/Kota, mengacu kepada Perpres No. 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
  8. Karena keterbatasan Biaya Distribusi Vaksin dari Provinsi ke Kabupaten/Kota, diharapkan Kabupaten/Kota menyediakan biaya Distribusi Vaksin di APBD Kabupaten/Kota masing-masing.
  9. Kabupaten/Kota harus memperbaharui Data ASPAK secara rutin, sehingga tidak menjadi kendala dalam penganggaran DAK Fisik dan menjadi pertimbangan dalam Rekomendasi Provinsi untuk persetujuan DAK Fisik Kabupaten/Kota.
  10. Diperlukan Komitmen dukungan anggaran daerah dan sumber dana lain sesuai peraturan perundang-undangan untuk peningkatan akses dan mutu pelayanan Kesehatan di Fasyankes secara berkesinambungan.
  11. Sampai dengan tanggal 13 September 2022, Kabupaten/Kota sudah harus mencapai target BIAN MR 95% dan Imunisasi KEJAR 80%.
  12. Memanfaatkan media sosial sebagai wadah informasi kesehatan dan pertanggungjawaban kinerja pemerintah kepada masyarakat

Kegiatan ini di tutup oleh Sekretaris Daerah Provinsi NTT,  Bapak Domu Warandoy, SH, M.Si. Beliau dalam arahannya menyampaikan bahwa terkait dengan cakupan vaksinasi covid 19 perlu dilakukan berbagai upaya akselerasi pelaksanaan vaksinasi covid 19 oleh semua pihak supaya dapat mencapai target yang kita harapkan bersama yakni minimal 70% dari total penduduk mendapatkan vaksinasi terlengkap dosis satu dan dua dimana jangkauan provinsi ini masih sebesar 63,42. Target kedua adalah minimal 50% dari total penduduk berusia di atas 18 tahun mendapat dosis lanjutan boster. Terkait hasil Operasi Timbang dan BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) agar segera ditindaklanjuti dengan laporan. Sehingga dapat diketahui permasalahannya, jika ada, agar dapat segera di antisipasi dengan solusi-solusi  yang tepat. Beliau juga berpesan, kiranya setelah selesai Rakontek ini semua pembahasan dan kesepakatan yang dilakukan dapat mengembangkan kinerja pelayanan kesehatan untuk mengatasi persoalan-persoalan di NTT. Beliau, atas nama pak gubernur, pemerintah provinsi NTT, mengharapkan besarnya partisipasi dan kontribusi dari semua pihak di bidang kesehatan sehingga semua persoalan kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara timur ini dapat ditekan dari waktu ke waktu. Demi terciptanya hidup masyarakat yang sehat dan cerdas. Hal tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan kemajuan Provinsi Nusa Tenggara timur. Sehingga visi NTT bangkit mewujudkan masyarakat sejahtera dalam bingkai NKRI dapat tercapai. Maria Rosina Un.

#Koordinasi #Teknis #Perencanaan #Tahun #2023 #Provinsi #NTT

Tingkatkan Penemuan Tuberkulosis , Tingkatkan Kualitas Laboratorium dengan Mikroskopis yang Bermutu.

Tujuan kegiatan ini adalah melakukan assessment laboratorium intermediate di Kabupaten Sikka, Melakukan On The Job Training Pemeriksaan Laboratorium secara mikroskopis. Mensosialisasikan penggunaan software e-TB12 dalam pelaporan hasil uji silang mikroskopis TBC. Melakukan sosialisasi kembali alur uji silang mikroskopis TBC. Memastikan pemantapan mutu eksternal uji silang mikroskopis TBC di provinsi, kota/kabupaten, serta layanan berjalan sesuai dengan tujuan Program Penanggulangan TBC Nasional. Memperbaharui data jejaring laboratorium TBC di level provinsi. Dan mendapatkan data pelaksanaan hasil uji silang mikroskopis TBC sesuai periode yang dibutuhkan.

Kegiatan dibuka oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka :  dr.Laetitia Dua weni, dalam pembukaan tersebut beliau menyampaikan bahwa perlunya penilaian kualitas laboratorium mikroskoopis TBC untuk menilai apakah kualitas pemeriksaan suatu fasyankes itu sudah baik dan apakah masih perlu ada perbaikan. Karena hasil pemeriksaan seorang mikroskopis menentukan langkah pengobatan selanjutnya.

Kegiatan  dilaksanakan selama 5 (lima) hari efektif, dimana hari I – III  adalah melalukan asessment kesiapan laboratorium intermediate dalam melakukan uji silang slide TBC. Dan hari III –  V juga dilanjutkan dengan kegiatan Pertemuan Peningkatan Kapasitas Laboratorium Pemeriksaan BTA Mikroskopis Tuberkulosis.

Adapun materi – materi yang disampaikan adalah  :

  1. Kebijakan Program TBC dan Kebijakan Laboratorium TBC.
  2. Sosialisasi alur uji silang ter up date dan E TB 12
  3. Keamanan Kerja dan Perawatan Mikroskopis
  4. Pengumpulan dan Pemeriksaan Dahak
  5. Pemeriksaan Mikroskopis TBC
  6. Praktek Penggunaan Aplikasi E TB 12
  7. Diskusi dan Presentase masing masing Kabupaten dan rencana tindak lanjut.

Berdasarkan hasil penilaian  uji panel dan kemampuan  Sumber daya manusia  serta sarana yang ada maka dapat disimpulkan bahwa Calon Labkesda Kabupaten Sikka  layak sebagai Laboratorium Rujukan Intermediate se daratan Flores. Laboratorium Rujukan Intermediate Kabupaten Sikka perlu dilengkapi dengan SK dari Kepala Dinas Kesehatan  Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT

Waktu peningkatan kapasitas terlalu singkat sehingga tidak cukup  untuk melakukan pembacaan sediaan dalam  jumlah yang seharusnya  50 sediaan, waktu yang ada hanya dapat membaca 10 sediaan .

Kegiatan ditutup dengan penyampaian Rencana Tindak Lanjut dari masing – masing Kabupaten.


#TOSSTB

Ayo Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS) TBC

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan dan kader dalam penanggulangan TBC, menyampaikan petunjuk pelaksanaan penanggulangan TBC bagi kader kesehatan di masyarakat dan menyampaikan petunjuk teknis pelaksanaan investigasi kontak dan Pengawas Menelan Obat (PMO), kegiatan ini melibatkan kader PKK desa yang berasal dari Pokja 4 dengan harapan agar kader PKK dapat menjadi pelopor dan corong informasi tentang TBC bagi masyarakat dan kader kesehatan lainnya serta membantu dalam penemuan dan pengawasan minum obat pasien TBC.

Kegiatan dibuka oleh Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten TTU (Clara M. Th Boleng,S.Kep.Ns). Dalam pembukaan tersebut beliau menyampaikan ucapan terima kasih kepada DinkesDukcapil Prov.NTT yang telah memfasilitasi pertemuan ini dan membuka wawasan tentang pentingnya kerja kolaborasi dengan melibatkan kader PKK dalam penanggulangan TBC, harapannya dengan adanya kegiatan ini penemuan pasien TBC dan hasil keberhasilan pengobatan pasien TBC meningkat di kabupaten TTU.

Adapun materi – materi yang disampaikan adalah  :

  1. Kebijakan Nasional Program Tuberkulosis dan Capaian indikator TBC Kota/kabupaten
  2. Informasi penyakit TBC dan Penanggulangannya
  3. Petunjuk teknis pelaksanaan investigasi kontak bagi petugas dan kader
  4. Peran dan Tugas kader TBC dan hasil capaian indikator program TBC kabupaten TTU
  5. Pengawas Menelan Obat (PMO)
  6. Selama penyampaian materi diselingi dengan kuis/pertanyaan dan penyerahan hadiah bagi peserta yang berhasil menjawab pertanyaan.

Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian Rencana Tindak Lanjut dari 26 puskesmas dengan isi RTL secara garis besar memuat tentang :

  1. Meningkatkan penemuan kasus TBC dengan memanfaatkan sumber dana yag tersedia di puskesmas masing-masing.
  2. Memanfaatkan kader PKK yang telah dilatih TBC untuk kegiatan penjaringan kasus, dan penyuluhan di puskesmas masing-masing.

Kegiatan ditutup oleh kepala bidang P2P dengan menyampaikan penegasan tentang RTL yang telah di buat oleh 26 puskesmas berupa :

  1. Surat Penyampaian RTL yang telah di buat oleh 26 puskesmas kepada masing-masing kepala puskesmas untuk dapat ditindaklanjuti dengan sumber dana yang tersedia.

Dinas Kesehatan kabupaten TTU akan menerima Surat penetapan SK kepala puskesmas tentang pembagian target penemuan kasus TBC kepada masing-masing petugas puskesmas agar dapat bertanggung jawab terhadap wilayah binaan masing-masing.


#TOSSTB

Ayo Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS) TBC dengan Kader yang terlatih

Kegiatan ini bertujuan untuk Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan dan kader dalam penanggulangan TBC, menyampaikan petunjuk pelaksanaan penanggulangan TBC bagi kader kesehatan di masyarakat dan menyampaikan petunjuk teknis pelaksanaan investigasi kontak dan Pengawas Menelan Obat (PMO). Harapan dalam kegiatan ini agar kader PKK dapat menjadi pelopor dan corong informasi tentang TBC bagi masyarakat dan kader kesehatan lainnya serta membantu dalam penemuan dan pengawasan minum obat pasien TBC.

Kegiatan dilaksanakan di Aula Hotel Aston Convention Centre diawali dengan pembukaan kegiatan oleh Kepala Bidang P2P (dr. Kuji L.R. Riwu Kaho) dalam pembukaan disampaikan bahwa dalam penanggulangan Tuberkulosis dibutuhkan tenaga pengelola baik tenaga Kesehatan maupun kader yang telah paham dengan apa yang akan dikerjakan. SPM TBC Kabupaten Kupang baru mencapai 30 %, diharapkan angka SPM TBC dapat meningkat.

Dalam kegaiatn ini disampaikan beberapa materi yang disampaikan oleh Narasumber dari Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan Tim TBC Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang yakni :

  1. Kebijakan Nasional Program TBC dan Capaian Indikator Tuberkulosis.
  2. Apa itu penyakit TBC dan Penerapan Penanggulangan TBC.
  3. Petunjuk teknis investigasi kontak pasien TBC bagi petugas kesehatan dan kader.
  4. Pengawas Menelan Obat (PMO).
  5. Praktek kunjungan rumah oleh kader dan petugas kesehatan.

Selama penyampaian materi diselingi dengan kuis/pertanyaan dan penyerahan hadiah bagi peserta yang berhasil menjawab pertanyaan yang diberikan, kegiatan di akhiri dengan penyampaian RTL masing-masing puskesmas yakni:

  1. Surat Penyampaian RTL kepada masing-masing kepala puskesmas untuk dapat ditindaklanjuti dengan sumber daya yang ada
  2. Surat penetapan SK kepala puskesmas tentang pembagian target penemuan kasus TBC kepada masing-masing petugas puskesmas agar dapat bertanggung jawab terhadap wilayah binaan masing-masing.

Dan pada akhir kegiatan juga setiap peserta memberikan kalimat kalimat motivasi dalam penanggulangan TBC yang ditulis di secarik kertas dan dibacakan beberapa tulisan. Kegiatan ditutup oleh Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang.


#TOSSTB

CEGAH JAPANESE ENCEPHALITIS (JE) / RADANG OTAK DENGAN IMUNISASI JE. “SEGERA BERIKAN IMUNISASI JE PADA ANAK UMUR 9 BULAN SAMPAI DENGAN UMUR KURANG DARI 15 TAHUN “

Kegiatan Kunjungan Kerjasama, Monitoring dan Evaluasi Surveilans JE (Japanese Encephalitis) dan WHO Dalam Rangka Penguatan Kemampuan Laboratorium yang dilaksanakan  Tanggal : 23 – 26 Agustus 2022, Tempat kegiatan di 2 lokasi yaitu @ RSUD.W.Z.Johanes Kupang @ RSUD Kab.Ende, sebelumnya kami melakukan Koordinasi selama 2 hari,. Dalam kegiatan ini lebih banyak sesi tanya jawab dan pengambilan sampel langsung di Laboratorium Rumah Sakit tempat kegiatan berlangsung.

Di Provinsi NTT telah dilakukan penelitian JE oleh WHO pada tahun 2005 – 2006 dan dilakukan Surveilans JE di RS Sentinel RSUD Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang mulai tahun 2014 / 2019, hasil survey paling banyak dari Kota Kupang 12 kasus dan Kab.Kupang 10 kasus JE.

Surveilans, jejaring surveilans laboratorium, kesulitan penegakan diagnosa belum berjalan dengan baik dan belum semua Laboratorium mampu memeriksa specimen JE. Karena masih banyak klinisi/akademisi yang belum mengenal penyakit JE. Selfianti B. Mauguru, SKM


#CEGAH #JAPANESE #ENCEPHALITIS