Kolaborasi dan Koordinasi Lintas Sektor Kunci Utama Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Sumba Barat Daya

Kolaborasi dan Koordinasi Lintas Sektor dan Lintas Program adalah salah satu bentuk upaya percepatan penurunan stunting di kabupaten sumba barat daya yang diselenggarakan 6-8 Juli 2022 bertempat di Aula Dinkes Kabupaten Sumba Barat Daya. Kegiatan ini, merupakan bentuk kolaborasi dan koordinasi Lintas sektor dan lintas program untuk mengawal intervensi spesifik dan sensitif dari setiap organisasi perangkat daerah dan lintas program yang terlibat dalam upaya percepatan penurunan stunting di tahun 2023 sebesar 10%. Kegiatan ini dibuka Cristofel Horor, SH, Asisten 1 Kabupaten Sumba Barat Daya.

Kegiatan ini menghadirkan Dinas Kesehatan, Bappelitbangda, Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kepala Puskesmas, TP-PKK Kabupaten, Kecamatan dan Desa, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Tenaga Gizi Puskesmas, Kepala Desa.

Seksi Kesehatan Keluarga Gizi dan Keluarga Berencana Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT menyampaikan informasi tentang hasil survey situasi kabupaten Sumba Barat Daya tanggal 18-28 april 2022. Khususnya kegiatan pola asuh dan pola makan pada anak balita stunting di NTT dimana ada beberapa “titik kritis” yang perlu segera ditangani bersama yaitu jumlah atau porsi makan rata-rata anak balita masih jauh dari kebutuhan baik nasi/bubur, protein hewani, nabati, konsumsi sayuran dan makanan selingan. Pemberian makan bagi anak balita yang yang bergizi seimbang baik dari sisi jumlah atau takaran, tekstur maupun keragaman bahan makanan akan membantu perkembangan otak dan tubuh anak stunting, terutama konsumsi bahan makanan sumber protein hewani. Anak balita stunting di kabupaten Sumba Barat Daya hanya 41,4% yang selalu konsumsi protein hewani. Hal ini penting karena hasil survei Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan bahwa kejadian stuting meningkat 1,8 kali lipat pada anak usia 6-23 bulan karena kekurangan protein hewani pada Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). Selain itu hanya 56,8% anak balita stunting yang selalu konsumsi sayuran, 18% yang konsumsi protein nabati, 66,3% yang makan sesuai tekstur dan 87,7% tidak konsumsi nasi dan bubur sesuai kebutuhan.

Kegiatan yang ditutup oleh Asisten 1 Kabupaten Sumba Barat Daya pesannya agar hasil dari pertemuan segera ditindaklanjuti dan kolaborasi bersama secepatnya untuk mengejar target percepatan penurunan stunting 10%, jangan berhenti hanya di ruangan ini saja, kerja nyata itu yang paling penting.(si)


#turunstuntingNTT

#cegahstuntingNTT

#Germas

Penulis  : Saiful, SKM,M.Kes dan Tim

Edited   : Tim Website DinkesDukcapil

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *