Kurangi orang sakit dan jaga orang agar tetap produktif

Integrasi pelayanan kesehatan primer merupakan bagian dari kegiatan transformasi pelayanan kesehatan primer yang merupakan pilar pertama dari transformasi sistem kesehatan. Untuk tahap awal, Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer dilakukan uji coba di 9 provinsi yaitu Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku dan Papua,  yang mewakili empat karakteristik wilayah di Indonesia yaitu perkotaan, pedesaan terpencil dan sangat terpencil. Wilayah Provinsi NTT yang terpilih sebagai tempat pelaksanaan uji coba yaitu Kabupaten TTS. Dan selanjutnya dipilih Puskesmas Niki-niki dan 2 desa yaitu di Desa Sopo dan Desa Tumu.

Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan RI melaksanakan uji coba selama 3 bulan dan selanjutnya akan mendokumentasikan serta mengkaji seluruh proses uji coba integrasi pelayanan primer ini.  BKPK akan mengeluarkan kajian dan rekomendasi kebijakan yang meliputi evaluasi terhadap peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan, pemetaan sumber daya manusia dan kompetensi yang dibutuhkan di jenjang pelayanan primer, serta penghitungan dan pemetaan pembiayaan sebagai dasar pelaksanaan dalam skala nasional.

Dalam proses ujicoba ini, Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil melakukan pendampingan Ujicoba Integrasi Layanan Primer, berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan RI dan Dinas kesehatan Kabupaten TTS. Kegiatan Pendampingan dilaksanakan  pada tanggal 23 – 25 Agustus 2022. Pendampingan dilaksanakan di Puskesmas Niki-Niki, Posyandu Prima Desa Sopo dan Posyandu Prima Desa Tumu.

Pelaksanaan Integrasi Layanan Prima ini sudah berjalan sekitar satu bulan di masing-masing Posyandu Prima.  Tenaga yang melayani di posyandu Prima sebanyak 6 orang yaitu 1 orang tenaga Bidan, 1 orang tenaga Perawat, 2 orang kader posyandu prima dan 1 orang kader pemberdayaan Masyarakat.  Posyandu Prima memberikan layanan kesehatan setiap hari dan mengkoordinir seluruh kegiatan Posyandu di tingkat dusun/RT/RW, sehingga layanan kesehatan menjadi terintegrasi, lebih mudah diakses dan berada dekat dengan masyarakat.

Integrasi layanan prima di Puskesmas/tingkat kecamatan, layanan diberikan dengan pendekatan siklus hidup mulai dari ibu hamil sampai dengan lansia. Selanjutnya layanan diberikan berdasarkan kluster, yaitu kluster ibu hamil, anak dan remaja, kluster usia produktif dan lansia, serta kluster penanggulangan penularan penyakit/surveilans termasuk laboratorium puskesmas.

Dalam pelaksanaannya di Puskesmas, Integrasi layanan sudah mulai dilaksanakan yang didahului dengan pendaftaran secara online menggunakan aplikasi e- kohor. Selanjutnya akan diarahkan ke klaster sesuai dengan kelompok sasaran dan  layanan yang dibutuhkan pasien.

Kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan pada tingkat pelayanan di Puskesmas adalah:

  1. Jaringan internet yang tidak stabil/ lemah, menyebabkan penginputan data mengalami hambatan di tiap kluster
  2. Masih ada tumpang tindah sasaran pada klaster 2 dan klaster 3, seperti pada remaja bisa masuk pada klaster 2 dan juga klaster 3.
  3. Terbatasnya tenaga dokter, menyebabkan tidak semua klaster ada dokternya
  4. Ruangan masih terbatas, seperti ruangan untuk pelayanan kepada remaja perlu ruangan tersendiri sehingga kerahasiaan informasi remaja terjaga.

Sedangkan untuk  layanan di posyandu prima, kendala yang dialami adalah :

  1. Kemampuan Kader untuk menggerakkan masyarakat agar memeriksakan kesehatannya ke posyandu ke posyandu prima dirasa masih kurang, karena masih ada masyarakat yang meragukan kemampuan kader
  2. Aplikasi ASIK membutuhkan sarana Hp android, dimana tidak semua kader memiliki Hp android
  3. Perlu tranfortasi bagi kader saat melakukan kunjungan rumah
  4. Ruangan di posyandu prima masih terbatas

Secara umum hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan selanjutnya adalah:

  1. Posyandu di tingkat Dusun/RT/RW dilaksanakan untuk seluruh sasaran siklus hidup mulai dari ibu hamil sampai dengan lansia
  2. Kunjungan rumah dan peningkatan kapasitas kader dilakukan secara rutin dan terencana
  3. Mengantisipasi koneksi internet yang tidak baik maka perlu dipikirkan untuk pemanfaatan Local Area Network (LAN) untuk memperlancar koneksi antar kluster
  4. Perlu pembenahan dalam aplikasi (contoh : kasus baru dan lama per hari, bulan dapat diketahui ) dan informasi lainnya
  5. Puskesmas dan posyandu prima membuat perencanaan kebutuhan sumberdaya termasuk logistic, bahan habis pakai.
  6. Program layanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan jejaringnya perlu diketahui secara utuh, sehingga pengintegrasian layanan kesehatan dapat dilaksanakan secara optimal
  7. Pelibatan seluruh struktur yang ada di desa

Bila di umpamakan maka Integrasi Layanan Primer ini ibarat berlayar sambil membangun perahu. Masih banyak yang perlu dibenahi, persiapkan dan tingkatkan. (Penulis : Ni Made Oka Arpini dan Filmon Banunaek).


#transformasi #layananprimer
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *