Malaria di Kabupaten Timor Tengah Utara perlu di waspadai, ditengah kemeriahan perayaan 100 tahun Kab TTU

Ditengah kemeriahan perayaan 100 tahun kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang jatuh pada tanggal 22 September 2022 dimana seluruh komponen pemerintah dan masyarakat merayakannya dengan menggelar pameran pembangunan dan memberi peluang kepada usaha Kecil Menengah (UKM) sebagai wadah interaksi dengan masyarakat konsumen agar roda perekonomian dapat bergeliat. Pada masa pandemi covid 19 yang telah mendera selama 3 tahun terakhir telah menimbulkan berbagai dampak yang sangat hebat selain mengancan nyawa manusia dan juga menimbulkan lesunya perekonomian, oleh karenanya patut disambut dan mendapat apresiasi serta dukungan dari berbagai pihak kegiatan dimaksud.


Glorifikasi
100 tahun kehadiran sebuah wilayah berdaulat tentunya patut disyukuri dan ejawantah dari pernyataan syukur tersebut ditandai dengan penyelengaraan pameran pembangunan yang dimulai sejak tanggal 10 September sd 22 September 2022 bertempat di alun – alun kota Kefamenanu. Adapun tema yang ditetapkan adalah : “Dengan Semangat Nekaf Mese Ansoaf Mese”, (bersatu hati) kita Bangkit menuju Masyarakat Sejahtera, Adil dan Mandiri – Kefamenanu untuk Indonesia”

Salah satu tujuan dari pameran pembangunan tersebut tentunya adalah menjadi ajang etalase dan sosialisasi berbagai hasil pembangunan yang telah di capai, oleh pemerintah dan masyarakat kabupaten TTU, termasuk didalamnya adalah hasil pembangunan di bidang kesehatan. Berikut beberapa data yang tersaji pada ajang pembanungan dimaksud ( diolah dari data dinding pameran dan dashboard aplikasi pelaporan ) sbb;

  • Prevalensi stunting tahun 2018 (51,8%), 2019 (42,6%), 2020 (28,4%), 2021 (25,3%), tergambar adanya penuruan dari tahun ke tahun.
  • Pertolongan persalinan di fasyankes : 2020 (79,2 %) , 2021 (84,8 %) sp juli 2022 (51,4%) , tergambar adanya peningkatan akses layana persalinan di Fasyankes
  • Jumlah kematian ibu tahun 2020 (7 jiwa), 2021 (11 jiwa), 2022 (11 Jiwa), tergambar adanya peningkatan kematian ibu.
  • Jumlah kematian balita tahun 2020 (9 jiwa), 2021 (4 jiwa), sampai juli 2022 (6 jiwa) , tergambar adanya peningkatan kematian balita.
  • Jumlah kematian bayi tahun 2020 (44jiwa), 2021 (35 jiwa ) sp juli 2022 ( 40 jiwa), tergambar adanya peningkatan kematian
  • Kasus covid terkonfirmasi 1.347, sembuh 1.321, meninggal 26 jiwa
  • Capaian vaksinasi covid dosis I (78,76%), dosis II (52%), dosis III (10,2%), tergambar capaian vaksinasi belum mencapai target khususnya dosi II dan dosis
  • Cakupan vaksinasi Bian MR (37,3%), dari target 95%, imunisasi kejar IPV (1,3%), OPV (30,4%), DPT-HB,Hib (85,54%) dari target masing-masing antigen 80%. Tergambar capaian vaksinasi Bian MR dan kejar belum mencapai
  • Malaria tahun 2020 (22 kasus), 2021 (5 kasus), 2022 (10 kasus), tergambar adanya peningkatan kasus malaria terkonfirmasi

Terhadap berbagai capaian pembangunan yang tersaji maka dapatlah disimpulkan bahwasannya upaya pembangunan yang sudah dan sedang berlangsung menunjuknan trend penurunan (perbaikan) tetapi ada pula indikator yang menunjukan peningkatan (perburukan) oleh karenanya perlu digaris bawahi perlunya berbagai strategi dan upaya program pembangunan di terusakan dan di cari terobosan dan atau solusi innovatif untuk mencapai target pembangunan sebagaimana yang di tetapkan.

Sehubungan dengan penyakit berpotensi wabah / KLB sejauh dalam pengamatan otoritas kesehatan di kabupaten TTU, tersebut bahwasannya malaria dan diare berpotensi wabah. Khusus malaria terjadi peningkatan / penenuan kasus yang signifikan dari tahun ke tahun, di tahun 2022 dilaporkan 11 kasus dengan klasifikasi kasus import khususnya dari papua yang mendominasi hal ini karena daerah Papua adalah wilayah endemis tinggi penularan malaria.

Atas situasi tersebut diatas, maka perlu peningkatan kewaspadaan oleh karena agenda eliminasi semakin dekat time limitnya, sebagaimana komitmen dan target eliminasi malaria di Kab. TTU di tahun 2023 adapun rekomendasi yang disampaikan adalah beberapa kegiatan perlu terus diintensifkan dan dioptimalkan oleh seluruh jajaran otoritas kesehatan di Kabupaten TTU demi menjaga wilayah dan masyarakatnya agar dapat terbebas dari belenggu malaria, Oleh karenanya berbagai strategi dan metode yang telah diyakini dapat mengendalikan malaria dari hulu ke hilir yang dapat di jalankan adalah :

  1. Kolaborasi antar stakeholder dalam upaya pencegahan penularan kembali
  2. Pengendalian vektor melalui kemitraan dan pelibatan masyarakat dalam pengendalian dan rekayasa
  3. Pemantauan dan pengendalian jentik nyamuk anopheles (survailanse vektor) secara terus menerus untuk memimimalisir faktor resiko penular
  4. Pemetaan fokus, penguatan tatalaksana malaria dan jejaringnya untuk wilayah reseptif tinggi dan daerah vulnerable
  5. Upaya 3T (Testing, penguatan diagnostic dan penjaminan mutu laboratorium dengan gold standart testing adalah mikroskopis, Tracing minimal menjangkau 25 orang kontak erat, dan Treatment sesuai standart tatalaksana malaria yang wajib diikuti dengan pemantauan ketat kepatuhan minum obat malaria (OAM).
  6. Survey migrasi terhadap semua pelintas batas dan dari/ke daerah endemis
  7. Pemberdayaan dan pelibatan kader secara terbatas dalam upaya perluasan akses intervensi dan layanan
  8. Promosi kesehatan dalam kerangka pemberdayaan dan penggerakan masyarakat dalam upaya eliminasi
  9. Upaya dan peningkatan kerja sama lintas batas dengan kabupaten maupun negara perbatasan. Dalam konteks notivikasi kasus antar kabupaten maupun negara tetangga guna respon

Selamat bekerja, selongsong eliminasi malaria Kabupaten TTU di tahun 2023. 1 abad (100 tahun kabupaten TTU dirgahayu dan jayalah TTU. Jeffrey Jap


#Malaria #TTU #waspadai #ditengah #kemeriahan #perayaan #100tahun #Kab.TTU
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *