1 lagi vaksin (rotavirus) untuk kesehatan anak bangsa diluncurkan
Komitmen pemerintah RI untuk kesehatan anak bangsa melalui kementerian kesehatan yang telah mencanangkan 6 pilar tranformasi kesehatan, terejawantah dalam pilar pertama tranformasi kesehatan yakni tranformasi layanan primer dengan pendekatan preventif berupa program imunisasi. Telah di putuskan penambahan antigen vaksin dari 11 menjadi 14 antigen, salah 1 nya adalah vaksin rotavirus, berdasarkan KMK No. HK.01.07/MENKES/1139/2022 tentang pemberian imunisasi rotavis, tanggal 22 april 2022 dimana rotavirus ditetapkan sebagai imunisasi rutin yang diberikan secara bertahap diseluruh wilayah indonesia, dengan sasaran adalah bayi diusìa ke 2 , 3 dan 4 bulan. (3 kali pemberian /dosis bagi setiap anak dengan tenģang usia seperti diatas).
Badan kesehatan dunia (WHO) dalam WHO position paper 2021 telah merekomendasikan untuk pemberian imunisasi rotavirus (RV) pada bayi ke dalam program imunisasi nasional pada semua negara, terutama di negara-negara dengan tingkat kematian terkait rotavirus Gastroenteritis (RVGE) yang tinggi. Sampai tahun 2021 terdapat 114 negara telah memasukan imunisasi RV ke dalam national immunization program (NIP) di negara masing masing.
Di Indonesia Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional / Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), dalam berbagai kajian terhadap penggunaan Rotavirus Vaksin diberbagai negara juga telah merekomendasikan perlunya introduksi dan pemberian imunisasi rotavirus kepada anak Indonesia sejak tahun 2021. Yang mana telah di tetapkan oleh Kementerian Kesehatan sesuai KMK untuk pemberlakuan imunisasi rotavirus di Indonesia dan pada tahap awal mencakup 18 provinsi dan 21 kabupaten kota di Indonesi pada tahun 2022 terhadap anak balita.
Rotàvirus, adalah virus jenis RNA untai ganda dalam famili Reoviridae yang merupakan penyebab paling sering dari penyakit diare dikalangan bayi, banyak anak balita yang hampir pasti dalam kehidupannya akan terpapar virus rota ini, dan dalam kajian bahwasannya serangan pertama dari virus ini adalah yang perlu diwaspadai karena anak (balita) belum memiliki antibodinya, oleh karenanya akan memberikan dampak keparahanyang lebih tinggi bahkan sampai menimbulkan kematian.
Diare, adalah sebuah kondisi dimana seseorang mengalami buang air besar (BAB) yang encer lebih sering dari biasanya (berkali kali) dalam tenggang waktu tertentu, adapun penyebabnya dapat disebabkan oleh inveksi virus / bakteri / parasit, juga bisa diakibatkan diet cairan, intoleran terhadap makanan stres , cemas atau penggunaan obat pencahar.
Keamanan vaksin rotavirus dan pemberian multiple dalam berbagai kajian dan pelaksanaan di berbagai negara menunjukaan keamanan dan manfaat pemberian imunisasi multiple antigen pada imunisasi anak, dan tidak mempengaruhi atau menganggu respon imun pembentukan kekebalan tubuh anak terhadap vaksin lainnya. Bahkan kelebihan bilamana suntikan /pemberian multipe antigen kepada anak akan memberi dampak positif diantaranya anak lebih cepat mendapat perlindungan pada saat yang rentan dimana sebagaimana pembentukan antibodi pada bayi yang belum sempurna di usia awal kehidupan, mengurangi jumlah kunjungan dalam mendapatkan berbagai antigen lengkap lainnya, selain itu juga meningkatkan efisiensi program imunisasi.
Justifikasi ilmiah / evidance base perlunya vaksin rotavirus diberikan ke bayi yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:
- 9,8% kematian pada bayi (<12 bulan) dan 4,55% kematian pada anak balita (12 – 59 bulan) di Indonesia disebabkan oleh diare.
- Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI ) 2021 menggambarkan prevalensi diare pada balita sebesar 9.8 %.
- Data Balitbangkes (Sample Registration System (SRS) tahun 2018 Kemenkes RI menunjukan bahwa 5,5% kematian bayi 29 hari – 11 bulan disebabkan oleh diare.
- Data Indonesian rotavirus survailance network (IRSN) (soenarto et al, 2017 ) rotavirus sebagai pebyebab utama diare cair akut pada balita yang menjalani rawat inap di RS. Cukup besar dengan rerata kajian dalam 3 tahun mencapai 50 an % dari kasus diare yg memerlukan hospitalisasi.
- Efikasi (kehandalan) vaksin rotavirus dapat mencegah sampai 74- 87 % diare, dan 85 -98 % diare berat oleh karenanya dapat menghindari hospitalisasi (perawatan di rumah sakit) dan kematian.
- Keamanan vaksin rotavirus yang diberikan secara bersamaan dangan antigen lainnya (pemberian multiple) telah terbukti aman dan tidak memberi efek samping (KIPI) yang bermakna.
- Kajian kehandalan vaksin rotavirus di beberapa negara, Mexico dan Brazil 2021 menunjukan penurunan angka kematian balita karena diare sebesar 46% di Mexico dan 22% di Brazil setelah dilaksanakan program imunisasi RV. Sementara di Amerika Serikat dilaporkan terjadi penurunan kasus diare yang signifikan setelah RV digunakan sejak tahun 2006 dan dapat mencegah 40.000-50.000 kasus diare pada balita yang dirawat inap (CDC)
Rekomendasi : pemberian imunisasi RotaVirus harus menjadi bagian dari strategi komperhensif pengendalian penyakit diare demi menghindari keparahan dan kefatalan (kematian) akibat infeksi rota virus pada anak indonesia.
Di tahun 2022, Kota Kupang merupakan daerah pilihan introduksi vaksin Rotavirus di Provinsi NTT, berharap pelaksanaan pemberian vaksin RV di Kota Kupang dapat berjalan sesuai dengan harapan, mendapat dukungan dan antusiasme dari berbagai pihak terutama orang tua balita yang menjadi sasaran RV agar dapat mengantarkan anaknya untuk mendapat vaksinasi ini, adapun target capaian adalah 95% tinggi dan merata di seluruh wilayah Kota Kupang agar dapat tercapai herd imunity bagi seluruh balita di kota kupang.(Jeffrey Jap)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!